Di sebuah kampung nelayan, pada suatu pagi, seorang profesor bisnis yang sedang
berlibur bertemu dengan seorang nelayan yang tengah membereskan hasil
tangkapannya. Sang profesor tidak tahan untuk tidak menyapanya, "Hai, kenapa
kamu selesai bekerja sepagi ini?" "Saya sudah menangkap cukup banyak ikan Pak,"
jawab nelayan itu, "cukup untuk dimakan sekeluarga dan masih ada sisa untuk
dijual."
"Lalu, setelah ini kamu mau apa?" tanya profesor itu lagi. Jawab sang nelayan,
"Habis ini saya mau makan siang dengan istri dan anak-anak saya, setelah itu
tidur siang sebentar, lalu saya akan bermain dengan anak-anak. Setelah makan
malam, saya akan ke warung, bersenda gurau sambil bermain gitar bersama
teman-teman."
"Dengarkan kawan," ujar sang profesor, "jika kamu tetap melaut sampai sore, kamu
bisa mendapat dua kali lipat hasil tangkapan. Kamu bisa menjual ikan lebih
banyak, menyimpan uangnya, dan setelah sembilan bulan kamu akan mampu membeli
perahu baru yang lebih besar. Lalu, kamu akan bisa menangkap ikan empat kali
lebih banyak. Coba pikir, berapa banyak uang yang bakal kamu dapat!"
Lanjut profesor, "Dalam satu dua tahun kamu akan bisa membeli satu kapal lagi,
dan kamu bisa menggaji banyak orang. Jika kamu mengikuti konsep bisnis ini,
dalam lima tahun kamu akan menjadi juragan armada nelayan yang besar. Coba
bayangkan!"
"Kalau sudah sebesar itu, sebaiknya kamu memindah kantormu ke ibu kota.
Beberapa tahun kemudian perusahaanmu bisa 'go public', kamu bisa jadi investor
mayoritas. Dijamin, kamu akan jadi jutawan besar! Percayalah!
Aku ini guru besar di sekolah bisnis terkenal, aku ini ahlinya hal-hal
beginian!"
Dengan takjub, nelayan itu mendengarkan penuturan profesor yang penuh semangat
itu. Ketika profesor selesai menjelaskan, sang nelayan bertanya, "Tapi Pak
Profesor, apa yang bisa saya perbuat dengan uang sebanyak itu?"
Ups! Anehnya sang profesor belum memikirkan konsep bisnisnya sejauh itu.
Cepat-cepat dia mereka-reka apa yang seseorang bisa lakukan dengan uang sebanyak
itu.
"Kawan! Kalau kamu jadi jutawan, kamu bisa pensiun. Ya! Pensiun dini seumur
hidup! Kamu bisa membeli villa mungil di desa pantai yang indah seperti ini, dan
membeli sebuah perahu untuk berwisata laut pada pagi hari. Kamu bisa makan
bersama keluargamu setiap hari, bersantai-santai tanpa khawatir apa pun. Kamu
punya banyak waktu bersama anak-anakmu, dan setelah makan malam kamu bisa main
gitar dengan teman-temanmu di warung. Yeaaa, dengan uang sebanyak itu, kamu bisa
pensiun dan hidupmu jadi mudah!
"Tapi, Pak Profesor, kan sekarang ini saya sudah bisa begitu.," lirih sang
nelayan dengan lugunya.
Kenapa kita percaya bahwa kita harus bekerja begitu keras dan menjadi kaya raya
terlebih dahulu, baru kita bisa merasa berkecukupan? Apakah ada "tujuan yang
lebih mulia" dari apa yang Anda lakoni saat ini?
Apakah itu benar tujuan mulia atau sekadar dalih rasa takut untuk menjadi apa
adanya? Untuk merasa berkecukupan, apa sekarang ini tidak bisa?
Be happy!
Illuminata ini disumbangkan oleh: HANDAKA VIJJANANDA di BANGKOK.
No comments:
Post a Comment