Tulisan di blog ini merupakan kumpulan dari milis yang menyentuh, menginspirasi dan menggugah kesadaran kita sebagai manusia. Sebagian lain tulisan yang pernah saya tulis dan dimuat di harian suara merdeka atau tulisan lain yang meluncur spontan dari papan kibor. Jika anda memiliki tulisan sejenis yang layak ditularkan kepada rekan atau saudara-saudara kita, silahkan mengirimnya ke mail saya : jazadi@yahoo.com
Wednesday, January 14, 2015
SUATU hari di tepi sungai Dajlah, Hasan al-Basri melihat seorang pemuda duduk berdua-duaan dengan seorang perempuan. Di sisi mereka terletak sebotol arak.
Kemudian Hasan berbisik dalam hati,
"Alangkah buruk akhlak orang itu dan baiknya kalau dia seperti aku!".
·
Tiba-tiba Hasan melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi segera terjun untuk menolong penumpang perahu yang hampir lemas karena karam.
·
Enam dari tujuh penumpang itu berhasil diselamatkan.
·
Kemudian dia berpaling ke arah Hasan al-Basri dan berkata,
"Jika engkau memang lebih mulia daripada saya, maka dengan nama Allah, selamatkan seorang lagi yang belum sempat saya tolong. Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedang saya telah menyelamatkan enam orang".
·
Bagaimanapun Hasan al-Basri gagal menyelamatkan yang seorang itu. Maka lelaki itu berkata padanya,
"Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa, bukan anggur atau arak".
·
Hasan al-Basri tertegun lalu berkata,
"Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah saya dari tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan".
Lelaki itu menjawab,
"Mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonan tuan".
Semenjak itu, Hasan al-Basri semakin dan selalu merendahkan hati bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih daripada orang lain.
Jika Allah membukakan pintu solat tahajud untuk kita, janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman yang sedang tertidur nyenyak.
Jika Allah membukakan pintu puasa sunat, janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman yang tidak ikut berpuasa sunat.
Boleh jadi orang yang gemar tidur dan jarang melakukan puasa sunat itu lebih dekat dengan Allah, daripada diri kita. Ilmu Allah sangat amatlah luas.
Jangan pernah ujub & sombong pada amalanmu.
*disadur dari Jaringan Da’wah Mudah (JDL)
Subscribe to:
Posts (Atom)